Artikel
Cegah Parotitis Pada Anak Dengan Vaksin MMR

Parotitis atau Gondongan atau Mumps terjadi akibat infeksi virus paramyxovirus yang menyerang kelenjar liur di dalam mulut (kelenjar parotis), sehingga menyebabkan pembengkakan dan rasa nyeri pada kelenjar tersebut. Pada umumnya Parotitis atau Gondongan dapat menyerang semua kalangan usia. Akan tetapi, kondisi ini lebih sering menimpa anak-anak usia 5-14 tahun, dan jarang terjadi pada bayi di bawah 1 tahun. Hal ini disampaikan oleh dr.Yuliani Herawati dari RSA UGM saat mengisi program RE Medika pada hari Kamis (1/4/2021) melalui siaran live Instagram Radio Edukasi.
Dalam acara itu, dr.Yuliani juga menjelaskan perbedaan Gondongan dengan Gondok. Gondong berbeda dengan gondok meskipun sama-sama mengalami pembesaran leher. “Kalau Gondongan yang akan kita bahas sore ini, ini kan infeksi pada kelenjar air liur atau kelenjar parotis. Tapi kalau Gondok itu yang terserang adalah kelenjar tiroid”, jelas dr. Yuliani.
dr.Yuliani juga menjelaskan gejala yang akan dirasakan oleh penderita Parotitis. Parotitis memiliki masa inkubasi 7-18 hari, tapi rata-rata sekitar 10 hari setelah paparan virus, kemudian akan muncul beberapa gejala, diantaranya leher menjadi bengkak, menyebabkan rasa sakit karena pembengkakan. Selain itu akan muncul demam, sakit kepala, mulut kering, dan sakit telinga. “Karena ini masih daerah mulut, biasanya akan muncul rasa kecut atau pahit karena dipicu adanya pembekakan di bagian leher batau kelenjar parotisnya,”tutur dr Yuliani. Parotitis juga dapat menyebabkan nyeri telan yang dapat menyebabkan penurunan nafsu makan.
Virus jenis ini umumnya ditularkan melalui percikan air ludah yang berasal dari bersin atau batuk penderita. Selain itu, bersentuhan langsung dengan benda-benda yang sudah terkontaminasi virus juga bisa menularkan penyakit ini. Menggunakan alat makan dan piring yang sama dengan orang yang terinfeksi Parotitis juga dapat menyebabkan penularan.
Umumnya, Parotitis dapat sembuh dengan sendirinya dalam waktu kurang dari dua minggu, sehingga pengobatan penyakit ini hanya difokuskan pada meringankan gejala dan keluhan yang terjadi. “Kalau pengobatannya karna ini nggak ada anti virus khusus, karna kuncinya untuk daya tahan tubuh, selain merubah kebiasaan juga biasanya meningkatkan imunitas dengan vitamin. Dan biasanya pengobatannya hanya diberikan pengobatan sesuai gejalanya, kalau misalnya ada demam, nyeri, kita kasih penurun panas, atau anti nyerinya”, ujar dr Yuliani. Instirahat yang cukup dengan memperbanyak konsumsi air putih juga dapat mempercepat pemulihan Parotitis.
Dalam acara ini, dr.Yuliani juga menjelaskan tentang komplikasi akibat dari Parotitis. Meskipun jarang terjadi dan umumnya dapat sembuh sendiri, penyakit ini dapat menimbulkan komplikasi. Beberapa komplikasi yang dapat terjadi akibat Parotitis adalah Meningitis, yaitu peradangan pada selaput pelindung saraf tulang belakang dan otak. Kemudian juga dapat terjadi Ensefalitis atau peradangan pada otak, Orchitis atau peradangan pada testis dan Pankreatitis atau peradangan pada pankreas. Komplikasi Parotitis pada ibu hamil juga dapat menyebabkan keguguran.
Pasien Parotitis juga harus segera dibawa ke Rumah Sakit, apabila disertai dengan gejala kekakuan pada leher, mengalami kejang, mengantuk sampai tidak bisa beraktivitas, sakit kepala yang sangat parah, dan bahkan pingsan. “Hati-hati ya kalau sudah terjadi pingsan, nggak usah nunggu sadar tapi langsung bawa ke Rumah Sakit”, tutur dr.Yuliani.
Untuk mencegah penyebaran virus ini, penderita harus beristirahat sampai 5 hari setelah gejala muncul. Selain itu juga harus menjaga kebersihan dan rajin cuci tangan terutama setelah bersin, menutup bersin menggunakan tisu dan langsung dibuang di tempat sampah. Untuk anak-anak, bisa mencegah penyakit ini dengan vaksin MMR.
Di akhir acara RE Medika, dr.Yuliani menutup dengan closing steatmentnya. “Untuk Insan Edukasi di rumah, jangan lupa 5M ya, memakai masker, mencuci tangan, menjauhi kerumunan, menjaga jarak dan mengurangi mobilitas”, tutup dr.Yuliani Herawati. (Rima Ariska/Radio Edukasi/BPMRPK/Kemdikbud)
Foto : Klikdokter.com
Terimakasih...artikelnya sangat membantu,nambah ilmu...
Kirim Komentar